PT Pertamina (Persero) saat ini sedang mendesain ulang rencana ekspansi kilang di tengah transisi ke energi terbarukan.
Jika melihat rencana pembangunan kilang Pertamina pada 2015 perseroan akan menambah kapasitas empat kilang terbesarnya dan membangun dua kilang baru. Tambahan kapasitas penyulingan diperkirakan mencapai 1,5 juta barel per hari.
Direktur PT Kelong Pertamina International (KPI) Pertamina Subholding Taufiq Adityawarman mengakui ruang lingkup bauran produksi dan rencana investasi kilang Plaju Dumai dan Cilacap sedang disesuaikan.
Taufiq Adityawarman : Sebelumnya kami memiliki daftar panjang peningkatan kapasitas dan kami menambahkan volume. Lingkungan bisnis baru sekarang menuntut kami untuk beradaptasi dengan komitmen kami terhadap penggunaan kendaraan listrik dan transisi energi.
Tahun lalu Indonesia menjanjikan pengurangan emisi karbon lebih lanjut sebesar 31,89 % atau 43,2% pada tahun 2030 dengan kerja sama internasional. Selain itu negara telah menetapkan tujuan emisi nol bersih pada tahun 2060.
Melihat presentasi Pertamina pada 2021 dibutuhkan sebesar US$6,2 miliar sama dengan Rp961 miliar (asumsi kurs Rp 15.500) untuk memperluas kapasitas pengolahan kilang Dumai Palaju dan Cilacap yang diharapkan selesai. 2027.
Taufiq mengungkapkan proyek investasi yang dikembangkan dapat didorong oleh sumber energi terbarukan dalam skala besar. Beberapa di antaranya seperti solar dan bahan bakar jet terbuat dari minyak nabati.
Hingga saat ini kilang Cilacap memiliki kapasitas produksi 3.000 barel per hari bahan bakar minyak sawit dan diharapkan meningkat dua kali lipat pada tahun 2026.
Menurut Taufiq KPI rencana investasi baru tersebut diharapkan rampung pada semester pertama tahun ini. Ia pun berharap keputusan akhir investasi di kilang Tuban sudah bisa diputuskan pada semester kedua tahun ini.
#pertaminal #kilang #energi #minyak
sumber : cnnindonesia